Photobucket - Video and Image Hosting
Monday, October 16, 2006

Photobucket - Video and Image Hosting
Cerita Bapak
Bandung, 15 oktober 2006

Perut sudah terisi seksama, dengan makanan rumah yang aku rindukan. Niatnya, setelah selesai makan, akan menghabiskan satu dua jam di Masjid Miftahul Iman untuk sholat taraweh. Tapi kemudian urung.

Saat terduduk di meja tengah, tepat di sebelah Bapak yang lagi diam dengan pandangan kosong, aku melihat ada raut duka di wajah Bapak. Entah karena pandangan kosongnya dengan kondisi fisik yang menurun atau memang sedang dirundung duka.

Aku bertanya, ___Pusing, Pap? Atau laper? Mau makan lagi___. Setengah bercanda.

Bapak kemudian mengalihkan pandangannya, menatapku. Bapak menoleh pelan sekali, mengingat kondisi syarafnya yang sudah sedikit melemah.

___Akhir-akhir ini, suka ngeliat yang ada di depan itu lebih dari satu___, katanya terbata-bata dan demikian pelan, tak bertenaga. Bapak memang terbiasa berbicara pakai bahasa Indonesia denganku. Mungkin salahku juga karena tak terlalu suka menggunakan bahasa daerah.

___Kayak berbayang gitu, ya Pap? Gak fokus?___.

Bapak terdiam sebentar, seperti mengumpulkan kata-kata. Seperti menggenapkan pikirannya yang saling berlarian dan susah dikumpulkan.

___Ya. Kadang satu, kadang tiga. Tapi kadang-kadang juga bukan bayangan.___

Aku merengut. Ingin bertanya, tapi urung kulakukan karena aku lihat Bapak masih berpikir keras, kembali mencoba untuk merangkai kata-kata. Pembicaraannya belumlah selesai. Aku memilih untuk diam dan mendengarkan.

___Bukan bayangan, karena apa yang dilakukan gak sama.___

___Maksudnya?___aku mulai bingung dan mulai menebarkan asumsi. Apa aku sedang berbicara dengan Bapak yang masih waras pikirannya? Atau apa aku sedang berbicara dengan Bapak yang sedang hidup dalam khayalan?

___Misalnya gini. Ada tiga bayangan, tapi semuanya beda-beda.___

___Beda-beda? Jadi, misalnya si Mamah yang lagi di depan Papap, terus bayangan yang satu lagi ketawa, trus bayangan yang kedua lagi makan, trus yang lainnya lagi ngelakuin yang lain lagi, ya Pap? Gitu, Pap?___

Bapak memandangku dengan mata dan alis yang bergerak satu satu. Bapak seakan setuju, mengamini asumsiku.

___Ya.___

Bapak masih memandangku dan aku memandangnya balik, tanpa berkata apa-apa. Aku sibuk dengan pemikiranku yang saat itu juga lari pada cerita di sebuah film. Beautiful Mind. Film yang dibintangi Russel Crowe itu langsung menjajah pemikiranku dan mengingatkanku pada sebuah kenyataan yang sekarang ada di depanku.

Bapak mengalami halusinasi. Entah sudah seberapa parah. Mamah dan Neng Lia memang sudah mengingatkan beberapa minggu yang lalu lewat telepon, bahwa Bapak kadang hidup dalam khayalan. Dan kini, aku telah mendapatkan pengakuan langsung dari Bapak tentang itu.

Sedih. Tak terperi.
Namun juga gembira, karena Bapak bisa bercerita jujur padaku.

___Apa lagi, Pap?___tanyaku kemudian.

___Banyak.___

Kemudian diam, sebelum Bapak akhirnya melanjutkan.

___Sebenarnya saya ingin nulis....___ Mata dan kata-katanya terbata-bata, menegaskan kelemahan fisiknya sekarang. ___Tapi...___

Aku memahami maksud Bapak.

___Gini aja, Pap. Papap cerita aja sama dhank Ari, biar dhank Ari yang tulis. Semuanya.___

Bapak memandangku. Entah apa yang ada dalam pikirannya, namun setelah itu omongannya semakin lancar dan jarang sekali terbata-bata. Aku pun urung sholat taraweh di mesjid dan memilih untuk mendengarkan omongan Bapak dan kemudian menulis. Sholat taraweh bisa menunggu nanti malam, setelah Bapak tertidur.
Aku ingin sekali menuliskan cerita-cerita Bapak. Ingin sekali, apalagi sungguh melegakan sekali melihatnya terbakar semangat seperti tadi. Senang sekali melihatnya gembira dengan tukar pikiran ini, antara Bapak dan aku, anaknya.

Aku ingin terus mengajaknya berbincang dan menuliskan cerita-ceritanya, satu demi satu.

Maafkan aku, Bapak, jika waktu-waktu berharga seperti ini baru bisa terwujud sekarang. Esok, aku akan siapkan pena dan kertas banyak-banyak dan kerap menyediakan telingaku untukmu.


dhank Ari at 1:56 AM



Wednesday, October 04, 2006

Puisi
untuk istriku tercinta

Mencetuskan kasih setulus jiwa
pada sosokmu yang agung
telah meninggikan derajatku.

Berdampingan bersamamu
riuhkan nafas
dan menggelorakan hidupku.

Semua karena cinta.


dhank Ari at 7:08 PM



Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

____penyuka :
jazz
puisi
sastra

____jejak setapakku :
+dalam gambar
+dalam puisi
+dalam menjelajah
+dalam jalin teman

____teman :
+Ade Pepe
+abe
+alaya
+bagus
+brewok
+budi
+buyung
+dewi kekasihku
+d juice
+desan
+didit
+dita
+djim
+dreamer
+e
+fira
+gendhot
+iebud
+ienk
+indie
+irma
+kang masanom
+luigi
+mona
+nita
+ochan
+poppi
+penyair kelana
+rieka +steyla
+smara
+yuhyi
+yunus

uncle 2B

by wdcreezz.com

Name

Email/URL

Message

____tulisan terdahulu:

code
here


Designer
LX