Photobucket - Video and Image Hosting
Monday, August 31, 2009

beberapa cuatan dari status harian...

Rangkai kata dalam benak semata. Satukan gundah lantas membakarnya sampai habis. Kau tak
perlu tahu siapa dewa penyelamatmu.

Mengunyah selaput. Terperangkap dalam labirin penuh selaput tak menyisakan pilihan.
Runtuhlah kemudian rangkaian bunga kebebasan yg hanya akan mekar saat tak ada kekang, dalam arti sebenar. Mulut semakin dalam mengunyah selaput. Seperti masih ingin meneruskan rantai mimpi.

Layar pemasang tampilan urat rasa itu sesekali gelap kekurangan daya, kehilangan tenaga
pemancar, membuat beberapa jalan menuju sebuah jawaban kembali kabur dan nyaris tanpa warna.

Rengkuh kemudian jutaan lentera usang, peneman masa kelam kejujuran, ...pendamping
keterpurukan. Titik cahaya pasti ada, menunggu rangkulan terbaik yg bebas dari kepalsuan.

Tersembunyi sudah sayatan yg kerap membuat perih. Mereka bisa kembali menajamkan sembilu untuk membalas luka. Mengejar roda kebenaran dengan tautan luka, hanya akan membuat tergerus harapan itu, semakin dalam dan memperbesar luka.

Mungkin tak bisa bunga bertemu dengan mulut singa. Hanya membuang drama dan air mata saja.

Tanpa sebuah arus rasa yang nyata. Lebih baik lebah saja yg datang, baik pada bunga maupun pada mulut singa.

Kembalikan nafas itu utuh pada mereka yg telah menyambung nyawamu. Tempatkan mereka di
puncak rasa bersyukur terbaikmu. Semoga kendaraan menuju surga masih mau menunggumu.

Ketika mata menuliskan terus namamu di ujung pandangku, maka kugambarkan sebuah sketsa
setapak menujumu dan menempelkannya pada angin yg akan menerbangkanku cepat, sebelum waktu mengalahkan tanda rasa yg mungkin saja terbaik seumur hidupku.

Sekelebat gelap, namun seduniaku menghilang seketika entah untuk berapa lama. Lukapun tak
bisa kutahu pasti, hingga mungkin sulit kucari penawar. Hanya keras batu yg kuharap melunak
dan memberiku alasan untuk kembali.

Selamat pagi, nafas mungilku. Kutahu tersengal kau memulai hari beberapa masa ini. Tapi
berharaplah pada angin. Sebagai lelaki peneman angin, mungkin disana pulalah kau menemukan
banyak rona cerah. Harus kembali pada lebar tawa, tanpa berlembar2 topeng skenario yg tentu
saja menjadikannya imitasi.

Coba menenteng kesedihan sambil terus melangkahi jalan berbatu rupanya neraka. Rindulah
lantas pada asmara, yg tak berbalut prahara. Rindu yg hanya sekejap membuai karena kemudian godam itu datang kembali, nyatakan bahwa prahara memang menemani asmara kemanapun, hingga memikul kesedihan karena asmara bisa selayak memikul gunung. Sendirian.

Seperti ingin menitip pesan pada mati. Mawar terharum telah layu. Yang tersisa hanya sigaret
demi sigaret. Luka demi luka.

Dan lembut pun lupa pada dirinya, mendadak kasar, serentak marah. Dan nafas pun membiru,
memutuskan berhenti berusaha.

munculkan jejak yang pernah hilang dengan sebuah hujatan. Marahku pada jujurmu yang palsu,
pada tawamu yang kering, pada marahmu yang membelenggu. Rumah rasa itu kemudian menguap dan terbawa awan hingga jauh dan tak terlihat lagi. Biarlah tetap di sana, tanpa perlu turun lagi sebagai hujan.

untuk setia bersama sepucuk mulut harimau atau sekujur ekor tupai, remah-remah itu harus berkumpul demikian rupa dan meniupkan hawa kekuatan terbesar. Ia terhembus untuk setia, meski beberapa kali membenturkan kepala hingga darah membeku menjadi raha...sia, hingga hati terbuka tanpa penjaga, hingga kata-kata terlalu malu untuk berbagi. Kesetiaan adalah pilihan. Sama dengan kematian. Kau bisa mati kapan saja.


dhank Ari at 5:55 AM



Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

____penyuka :
jazz
puisi
sastra

____jejak setapakku :
+dalam gambar
+dalam puisi
+dalam menjelajah
+dalam jalin teman

____teman :
+Ade Pepe
+abe
+alaya
+bagus
+brewok
+budi
+buyung
+dewi kekasihku
+d juice
+desan
+didit
+dita
+djim
+dreamer
+e
+fira
+gendhot
+iebud
+ienk
+indie
+irma
+kang masanom
+luigi
+mona
+nita
+ochan
+poppi
+penyair kelana
+rieka +steyla
+smara
+yuhyi
+yunus

uncle 2B

by wdcreezz.com

Name

Email/URL

Message


code
here


Designer
LX