Friday, August 25, 2006
Pembantu Rumah Tangga dan Babysitter Tak Boleh BerenangSAC di kawasan CibuburBerenang di sebuah kolam renang umum yang melarang pembantu rumah tangga dan babysitter untuk ikut berenang bukanlah titik maju dalam catatan perjalananku. Ini adalah titik mundur. Menegaskan bahwa maju di satu sisi, seringkali mundur di sisi yang lain.
Terus terang, aku tidak merasa telah menyentuh
tingkat keberhasilan hanya karena aku tak lagi berenang di kolam renang umum dimana siapa saja bisa nyebur ke dalamnya. Aku malah sedih, atas limitasi yang sungguh mengagetkan. Mungkin dibuat tanpa berpikir secara hati. Mungkin dibuat sambil mengabaikan hati nurani.
Kolam renang itu memang bukanlah kolam renang umum biasa, melainkan salah satu fasilitas dari sebuah
activity club yang biasa beranggotakan orang-orang kaya. Larangan seperti ini mungkin sudah umum di tingkatan gaya hidup mereka. Tapi tidak pada gaya hidupku.
Aku juga anggota klub itu, meski aku tak kaya. Atau terbiasa dengan gaya hidup orang-orang kaya. Aku tak bisa bohong jika limitasi dan diskriminasi seperti ini membuatku tak nyaman. Aku merasa telah menzalimi para pembantu dan babysitter itu, secara tak langsung. Pikiran ini terganggu. Tak tertahankan.
Ingin saja aku nyanyikan liriknya grup musik Serieus.
'pembantu juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati'
dhank Ari at 4:11 AM